Senin, 22 September 2014


     PENGUKURAN DAN KESALAHAN



1.1      Defenisi
Di dalam pengukuran umumnya dibutuhkan suatu instrumen dan instrumen diperlukan :
-       untuk menentukan suatu besaran ( kuantitas ) atau variabel.
-       membantu peningkatan ketrampilan manusia dan dalam banyak hal memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui, karena tanpa bantuan instrumen manusia tidak dapat menentukannya.

Untuk menggunakan instrumen – instrumen  secara cermat :
-       perlu memahami prinsip-prinsip kerjanya dan
-       mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut  sesuai untuk pemakaian yang sudah ditentukan.           
     
         Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan didefinisikan sebagai berikut :
         -     Instrumen                           :     Sebuah alat untuk  menentukan nilai atau kebesa- ran suatu kuantitas  atau variabel.
-       Ketelitian/accuracy            :     harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati sebenarnya dari variabel yang diukur.
         -     Ketepatan/ precision         :     suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu harga tertentu untuk sebuah variabel, presisi merupa- kan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan.   
         -     Sensitivitas/sensitivity      :     perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan masukan atau varia-bel yang diukur.
         -     Resolusi/resolution           :     perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana instrumen akan memberi respons.
         -     Kesalahan/error                 :     penyimpangan variabel yang diukur dari harga/nilai yang sebenarnya.


1.2      Ketelitian dan Ketepatan
-     Ketelitian/accuracy            :     menyatakan tingkat kesesuaian  atau dekatnya suatu hasil pengukuran terhadap harga yang sebenarnya.
         -     Ketepatan/precision          :     menyatakan tingkat kesamaan didalam sekelompok pengukuran atau sejumlah instrumen.
         Kadang-kadang kita sering keliru menafsirkan antara ketelitian dan ketepatan, untuk menunjukkan perbedaan antara keduanya, mari kita tinjau contoh berikut ini :
         Dua buah voltmeter yang pembuatan dan modelnya sama,  mempunyai jarum penunjuk yang ujungnya tajam dan juga dilengkapi dengan cermin untuk menghindari beda penglihatan ( paralaksis ) dan skala masing-masing voltmeter telah dikalibrasi dengan seksama, dengan demikian kedua voltmeter dapat dibaca pada ketepatan yang sama, akan tetapi jika nilai tahanan deret dari salah satu voltmeter berubah banyak, pembacaannya dapat menyebabkan kesalahan yang cukup besar dan karenanya ketelitian kedua voltmeter tersebut dapat berbeda sama sekali. Untuk menentukan voltmeter mana yang menghasilkan kesalahan, diperlu-kan suatu voltmeter standar untuk perbandingan.

         Ketepatan terdiri dari dua karakteristik :
-       kesesuaian ( conformity )
-       jumlah angka yang berarti ( significant  figures ), terhadap mana suatu pengu -kuran dapat dilakukan.

         Contoh lainnya, misalnya sebuah tahanan yang besarnya 1384572 Ω, setelah diukur dengan ohm meter secara konsisten dan berulang, menghasilkan 1,4 Mega-ohm.
         Pertanyaan, apakah orang yang mengukur sudah membaca harga yang sebenar nya ?. Dalam hal ini hasil yang diberikan adalah pembacaan yang mendekati harga yang sebenarnya berdasarkan penaksiran.
         Walaupun dalam pengamatan tidak terdapat penyimpangan, maka kesalahan yang diakibatkan karena pembatasan terhadap pembacaan skala adalah suatu kesalahan presisi.
         Dari contoh diatas, disimpulkan bahwa kesesuaian adalah suatu persyaratan yang perlu tetapi belum cukup untuk memperoleh ketepatan, sebab angka-angka yang berarti belum dibicarakan.
         Dengan cara yang sama presisi merupakan sesuatu yang perlu, tetapi belum cukup untuk persyaratan ketelitian.


1.3    Angka-angka yang Berarti
         Ketepatan pengukuran diperoleh dari banyaknya angka-angka yang berarti, dimana angka-angka yang berarti ini akan memberikan informasi aktual / nyata mengenai kebesaran dan ketepatan pengukuran dan semakin banyak angka-angka yang berarti, ketepatan pengukuran akan menjadi lebih besar.
         Sebagai contoh :  nilai sebuah tahanan 70 Ω, ini berarti tahanan tersebut akan lebih mendekati nilai 70 Ω daripada nilai 69 Ω atau 71 Ω.
         Selanjutnya, jika nilai  sebuah tahanan  70,0 Ω, berarti  nilai tahanan mendekati 70,0 Ω daripada 69,9 Ω atau 70,1 Ω.
         Pada tahanan 70 Ω terdapat dua angka yang berarti, sedangkan pada tahanan    70,0 Ω terdapat tiga angka yang berarti, sehingga dapat dikatakan bahwa tahanan 70,0 Ω  mempunyai angka yang berarti yang lebih banyak, dan mempunyai ketepatan yang lebih tinggi daripada tahanan 70 Ω.
         Sering terjadi bahwa banyaknya angka belum tentu menyatakan ketepatan pengukuran. Bilangan-bilangan besar dengan angka-angka nol sebelum titik desimal sering digunakan pada  penaksiran jumlah penduduk dan uang.
         Sebagai contoh : jika jumalh penduduk suatu daerah dilaporkan dalam enama angka sebanyak 390.000, ini bias diartikan bahwa penduduk yang sebenarnya adalah antara 389.000 dan 390.001. karena dalam hal ini jumlah penduduk hanya dapat dilaporkan dalam dua angka yang berarti,        maka bentuk penulisan yang lebih tepat adalah dengan menggunakan perpangkatan sepuluh, misalnya 39 x 104 atau 3,9 x 105 .
         Untuk mencatat suatu hasil pengukuran adalah biasa / lazim menggunakan seluruh angka yang diyakini mendekati ke harga yang sebenarnya, misalnya : jika sebuah voltmeter dibaca 115,1 volt, ini menunjukkan bahwa penaksiran yang paling baik menurut pengamat lebih mendekati 115.1 volt daripada 115 volt atau 115,2 volt.
         Cara lain untuk menyatakan hasil pengukuran adalah dengan menggunakan rangkuman kesalahan yang mungkin ( range of possible error ). Dengan cara ini tegangan dapat dituliskan menjadi 115,1 ±  0.5  volt, ini berarti nilai tegangan terletak antara 115, 05 volt dan 115,15 volt. 
1      Jika sejumlah pengukuran yang independen dilakukan untuk memperoleh hasil yang paling dekat ke harga yang sebenarnya, umumnya hasilnya dinyatakan dalam nilai rata-rata dari seluruh pembacaan dan rangkuman kesalahan yang mungkin merupakan penyimpangan terbesar dari nilai rata-rata tersebut, hal ini ditunjukkan pada contoh 1.
               Contoh 1   :     Suatu rentetan pengukuran tegangan yang independen dilakukan oleh empat pengamat yang menghasilkan : 117,02 Vt, 117,11 V, 117,08  V, dan 117,03  V.

               Tentukan   :
a.    tegangan rata-rata
b.    rangkuman kesalahan
Penyelesaian  :
                    E1  +  E2  +  E3  +  E4       117,02 + 117, 11 + 117,08 + 117,06
a. Erata-rata = ------------------------------ =  ----------------------------------------------- = 117,06 V
                                                4                                                  4                                         
               b.   rangkuman      =   Emaks  -  Erata-rata     =    117,11  - 117,06  =  0,05   V   atau
                                             =    Erata-rata  -  Emin        =    117,06  -  117,02  =  0,04  V           
                     maka, rangkuman kesalahan rata-rata, menjadi ;
                     ( 0,05  +  0,04 ) / 2  =  ±  0,045  =  ±  0,05  V

2.    Jika dua atau lebih pengukuran dalam tingkat ketelitian yang berbeda dijumlahkan, maka hasilnya hanya seteliti pengukuran yang paling kecil ketelitiannya, hal ini dijelaskan pada contoh 2.
Contoh 2   :     Dua buah tahanan R1  dan  R2  dihubungkan secara seri, pengu-kuran  masing-masing menggunakan jembatan  wheatstone, menghasilkan R1  =  18,7 Ω dan R2  =  3,624 Ω.
Tentukan   :     Tahanan total sampai beberapa angka yang berarti yang sesuai. 
Penyelesaian :
R1  =  18,7  Ω       ( tiga angka yang berarti )
R2  =    3, 624  Ω  ( empat angka yang berarti ), maka :
RT  =   R1  +  R2  =  22,324  Ω  ( tiga angka yang berarti )  =  22,3  Ω

         3.   Banyaknya angka-angka yang berarti dalam perkalian dapat bertambah dengan cepat, akan tetapi sekali lagi diingatkan bahwa yang diperlukan dalam jawaban hanya angka-angka yang memenuhi, seperti ditunjukkan pada contoh 3.
               Contoh 3 :       Untuk menentukan  penurunan tegangan, arus sebesar 3,18 A dialir-kan melalui sebuah tahanan 35,68  Ω.
               Tentukan : Penurunan tegangan pada tahanan sampai angka-angka berarti yang memenuhi.
               Penyelesaian :
               VR  =  I  R   =   ( 3,18 )  x  ( 35,68 ) = 113,4624  V  =  113  V
               ( karena di dalam perkalian tersebut terdapat tiga angka yang berarti ( 3,18 ), maka jawaban hanya dapat dituliskan maksimal dalam tiga angka yang berarti ).
               Dalam praktek, jika angka-angka yang paling tidak berarti, dalam posisi pertama yang dihilangkan lebih kecil dari lima, maka angka tersebut beserta angka-angka berikutnya dihilangkan ( lihat contoh 3 ).
               Jika angka-angka dalam posisi pertama yang akan dihilangkan sama atau lebih besar dari lima, maka angka sebelumnya ditambah satu. Dengan demikian untuk ketepatan tiga angka , 113,46 dibulatkan menjadi 113 dan 113,74 dibulatkan menjadi 114.

3.    Penjumlahan angka-angka disertai dengan rangkuman keragu-raguan diberikan pada contoh 4.
Contoh 4   :     jumlahkan 826 ± 5   dan 628  ±  3
Tentukan   :     rangkuman keragua-raguan dalam persen
Penyelesaian :
N1  =  826  ±  5  ( ±  0,605 % )
N2  =  628  ±  3  ( ±  0.477 % )
N1 + N2  =  1.454  ±  8  ( ±  0,55 % )
               Jika kedua bilangan pada contoh 4 dikurangkan, maka :
               N1  -  N2  =  198  ±  8  ( ±  4,04 % ).
               Jadi dari penjelasan diatas keragu-ragu selalu dijumlahkan baik untuk penambahan maupun pengurangan.          

1.4    Jenis-Jenis Kesalahan     
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi penting untuk mengetahui : ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran.
         Kesalahan-kesalahan pada pengukuran, umumnya dibagi dalam 3 ( tiga ) jenis utama, yaitu :
1.    Kesalahan-Kesalahan umum ( gross errors ) :
Kebanyakan disebabkan kesalahan manusia, antara lain :
a.    kesalahan pembacaan alat ukur
b.    penyetelan yang tidak tepat
c.    pemakaian instrumen yang tidak sesuai
d.    kesalahan penaksiran
2.    Kesalahan kesalahan sistematis ( systematic errors )
Disebabkan kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri, seperti :
a.    kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan,
b.    pengaruh lingkungan terhadap peralatan dan pemakai
3.    Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja ( random errors )

Disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat secara langsung diketahui, karena perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar